Ikemal di Tanah Papua Tuntut Aparat Tuntaskan dan Damaikan Konflik Masyarakat Maluku |
- Ikemal di Tanah Papua Tuntut Aparat Tuntaskan dan Damaikan Konflik Masyarakat Maluku
- Piter Patty Waylapia dan Paguyuban Negeri Kariuw Temui Lotharia Latif
- Lotharia Latif, Richard Tampubolon dan Barnabas Orno Mediasi Perdamaian di Kariuw
Ikemal di Tanah Papua Tuntut Aparat Tuntaskan dan Damaikan Konflik Masyarakat Maluku Posted: 28 Jan 2022 05:54 AM PST JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Ketua Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Tanah Papua, Christian Sohilait bersama perwakilan masyarakat Maluku di Provinsi Papua dan Papua Barat mengharapkan aparat keamanan dapat menuntaskan dan mendamaikan 3 konflik masyarakat Maluku yang terjadi di Kota Sorong, Papua Barat dan Maluku Tengah (Malteng), Maluku yang baru-baru ini terjadi. "Pertikaian tersebut murni adalah tindakan kriminal, dan tidak ada kaitannya dengan isu Suku Ras dan Agama (SARA) sehingga kami mendesak pihak kepolisian untuk mengusut secara tegas dan tuntas siapa saja yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pertikaian di maksud. Kami juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pihak keamanan yang bekerja keras menyelesaikan pertikaian di maksud," ujar mereka dalam pernyataan sikap bersama di Jayapura pada 26 Januari 2022. Dikatakan hal ini dilakukan, menyikapi kejadian pertikaian di Kota Sorong pada hari Senin, 24 januari 2022 yang melibatkan masyarakat Maluku Tenggara dari Suku Kei, Aru, Tanimbar dan MBD dengan masyarakat negeri Pelauw, Malteng. Kemudian pertikaian yang terjadi di Pulau Haruku, Malteng pada tanggal 25 Januari 2022 antara Negeri Kariu dan Dusun Ori Pelauw. Serta peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu antar masyarakat negeri Aboru dan Hulaliu. "Kami mengutuk, mengecam dan menyesalkan kejadian pertikaian yang telah memakan korban jiwa dan harta benda tersebut," jelas mereka. Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat Maluku di Tanah Papua untuk tidak terprovokasi dengan kejadian ini dan sebaliknya bersama enjaga tanah papua agar tetap aman dan damai dalam memasuki peringatan hut pekabaran injil di Papua yang ke 167 tanggal 5 Februari 2022. "Masyarakat maluku di tanah papua untuk terus menjaga ikatan pela gandong, ale rasa beta rasa, potong di kuku rasa di daging. mari terus menjaga persaudaraan kita sesama anak maluku di tanah rantau," ujar mereka. Mewakili masyarakat Maluku di Papua, pihaknya menyampaikan duka cita yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan harta benda dan permintaan maaf kepada warga Papua untuk kejadian di Sorong. "Atas nama masyarakat maluku di tanah papua kami menyampaikan permohonan maaf kepada semua keluarga yang mengalami musibah atau terdampak akibat kejadian ini, khususnya permohonan maaf kepada masyarakat asli papua yang ada di sorong dan sekitarnya. Kita berdoa semoga kejadian ini tidak terulang kembali," pinta mereka. Terkait masalah yang terjadi di Maluku Tengah, pihaknya mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malteng untuk mengevaluasi kedua pimpinan negeri yang secara langsung bertanggung jawab atas peristiwa di desa-desa tersebut. "Kami mempertanyakan komunikasi antar dua pimpinan negeri selama ini, karena kejadian pertikaian ini sudah terjadi berulang ulang. Pihaknya juga menghimbau masyarakat Maluku di Papua agar tidak menyebarkan dan memposting berita, foto dan video tentang kejadian pertikaian Sorong dan Maluku di media sosial sehingga tidak menimbulkan kegaduhan baru. (Gilang) |
Piter Patty Waylapia dan Paguyuban Negeri Kariuw Temui Lotharia Latif Posted: 27 Jan 2022 01:09 AM PST AMBON, LELEMUKU.COM – Pasca bentrok antara warga Ori dan Kariuw, Ketua Paguyuban Negeri Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Piter Patty Waylapia menemui Kapolda Maluku Irjen Pol Drs. H. Lotharia Latif, S.H., M.Hum. Pertemuan yang ikut dihadiri Wakapolda, Irwasda, Karo Ops, Direktur Intelkam,Direktur Binmas, Kabid Propam dan Kabid Humas Polda Maluku ini berlangsung di ruang transit Mapolda Maluku, Kota Ambon, Rabu (26/1/2022). Kedatangan Ketua Paguyuban Kariuw tidak sendiri. Ia didampingi Samuel Yori Rajawane dan Max Takaria, anak adat Negeri Kariuw. Piter mengaku sangat menyesal dengan kejadian tersebut. Sebagai anak adat Kariuw, dirinya meminta ada jaminan hukum dari aparat kepolisian "Kami meminta agar aparat keamanan bisa mengawal masyarakat kembali ke rumah masing-masing," harapnya. Senada, Samuel juga meminta perlindungan keamanan dari Kapolda Maluku. Ia juga berharap agar para pengungsi bisa dipulangkan kembali dengan jaminan keamanan. "Berbicara tentang masalah tanah adat kami bersedia duduk bersama menyelesaikan masalah tersebut. Kami berharap Polda Maluku dapat mengusut aktor dibalik permasalahan kejadian tersebut," pintanya. Di tempat yang sama, Kapolda Maluku menyampaikan rasa prihatin dengan kejadian tersebut. Ia mengaku Polri telah mengambil langkah cepat, dalam hal ini berkoordinasi dengan Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, serta Satuan Brimob Polda Maluku, maupun unsur TNI dalam membackup kejadian itu. Dirinya mengatakan pendekatan keamanan dengan tokoh adat menjadi harapan bersama sehingga tidak terjadi konflik lanjutan. Mengingat anggota Polri di lapangan tidak mungkin membackup satu-persatu masyarakat. "Diharapkan agar akar permasalah sengketa tanah yang terjadi dapat diselesaikan terlebih dahulu, sehingga tidak terulang kembali kejadian demikian, mengingat Polresta Ambon telah menangani masalah yang sama berulangkali," ujarnya. Orang nomor 1 Polda Maluku ini menghimbau masyarakat, tokoh adat untuk bisa bekerja sama dalam menangani masih beredarnya senjata-senjata organik di tangan masyarakat. "Keamanan merupakan tanggung jawab kita bersama, mengingat konflik tersebut bukan hanya merugikan masyarakat tetapi juga anggota kami yang mana juga menjadi korban," tuturnya. Mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur itu mengaku permasalahan tersebut kini menjadi atensi untuk diselesaikan secara bersama-sama. "Tetap kita respon dengan baik, selalu berfikir optimis, mengingat konflik masalah tanah harus dengan duduk bersama dalam mendiskusikanya dan mengambil solusi melalui produk hukum yang dituangkan dalam surat. Penyelesaian harus melibatkan semua stakeholder yang ada dalam hal ini BPN dan unsur terkait dan dituangkan secara hukum yang ada dan dapat diterima oleh kedua belah pihak," jelasnya. "Rapat awal telah kami laksanakan dalam rangka penempatan Pos pada perbatasan daerah tersebut, yang mana akan dikoordinasikan lanjut dengan TNI dan stakeholder yang ada guna mencapai situasi aman dan kondusif," katanya. (humaspolri) |
Lotharia Latif, Richard Tampubolon dan Barnabas Orno Mediasi Perdamaian di Kariuw Posted: 27 Jan 2022 12:56 AM PST AMBON, LELEMUKU.COM – Setelah menemui warga Ori dan Pelauw pada Rabu (26/1/2022) malam, Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif memilih bermalam di Pulau Haruku dalam rangkaian mediasi perdamaian. Orang nomor 1 Polda Maluku itu, hari ini kembali mengunjungi Kariuw, Kamis (27/1/2022). Kunjungan Kapolda ke Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah tidak sendiri. Ia sempat menjemput Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon di Mapolsek Haruku. Bersama Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, Kapolda, Pangdam, Bupati Maluku Tengah dan Forkopimda serta stakeholder lainnya langsung menuju Kariuw. Di Kariuw, para petinggi Polri, TNI, dan Pemerintah Daerah itu melihat situasi dan kondisi Negeri tersebut pasca terlibat konflik dengan kampung tetangganya, yaitu Ori, Negeri Pelauw. Kapolda, Pangdam, Wagub Maluku, Bupati Maluku Tengah dan rombongan mengecek kondisi dalam negeri Kariuw seperti perumahan warga, Gereja Ebenhazer, dan SD Negeri Kariuw. Untuk diketahui, konflik antara dua desa bertetangga ini pecah pada Rabu (26/1/2022) dini hari lalu. Bentrokan dilatarbelakangi persolan lahan. Kedua pihak mengklaim tanah sengketa di perbatasan kedua wilayah bertikai. Kapolda mengaku kunjungan Forkopimda Maluku di Negeri Pelauw dan Kariuw selain melihat situasi dan kondisi pasca konflik, juga sebagai bukti kehadiran negara untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga negara di Pulau Haruku. "Kami akan mendatakan kerugian-kerugian yang timbul atas terjadinya konflik ini," tambah mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur itu. Dia mengaku atas kesepakatan bersama, bahwa masyarakat ingin konflik ini menjadi yang terakhir. Olehnya itu pihaknya mengharapkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. "Kami mengharapkan adanya dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat dalam mewujudkan perdamaian di Negeri Pelauw dan Kariuw, dan secara umum di Pulau Haruku," pintanya. Senada dengan Kapolda, Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno juga mengaku kehadiran Forkopimda Maluku untuk membantu masyarakat yang menjadi korban pada konflik ini. "Kami mengajak masyarakat kedua negeri untuk dapat merajut kerukunan hidup orang basudara," ajaknya. Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon mengatakan, objek yang dikunjungi pihaknya seperti bangunan Gereja masih utuh, tidak terkena dampak konflik. "Kami menghimbau masyarakat agar tidak terpicu dan terprovokasi oleh berita hoax yang beredar di masyarakat," pintanya. Pangdam mengaku pihaknya telah mengambil langkah bersama dan dijadikan sebagai skala prioritas berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi di lapangan. "Forkopimda Maluku hadir untuk memberikan solusi kepada masyarakat. Kami mohon dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat sehingga tidak terjadi lagi konflik susulan di masa yang akan datang," harapnya. (humaspolri) |
You are subscribed to email updates from #Lelemuku. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |