Masyarakat Adat Nata Resmikan Rumah Adat di Rebi |
- Masyarakat Adat Nata Resmikan Rumah Adat di Rebi
- AMAN Maluku Nilai Relokasi Suku Mausu Ane Terkesan Janggal
- Kodam Pattimura Siapkan Langkah Atasi Bencana Kelaparan Suku Mausu Ane
- Kodim Masohi Berhasil Bujuk Suku Mausu Ane Agar Direlokasi
- Bantuan Kemanusiaan Mabes TNI Untuk Suku Mausu Ane Tiba di Ambon
- Bantuan Kemanusiaan Bagi Suku Mausu Ane Tiba dan Dibagikan
- Siap Pecahkan Rekor MURI, Tim Penyelam Wanita dari Kodam dan Polda Latihan
- Berikan Semangat Atlet Kodam Pattimura, Suko Pranoto Kunjungi Akmil Magelang
- Satgas Penanggulangan Bencana Layani Suku Mausu Ane
- Pekerjaan Fisik TMMD di Tehoru Capai 60 Persen
- Mabes TNI Kirim Bantuan Logistik untuk Suku Mausu Ane
- Wonderful Sail Indonesia (WSI 2018) Ciptakan Jalur Rali Yacht Terbaik di Dunia
- Orquesta de Camara de Siero (OCAS) Kuatkan Ambon Sebagai Kota Musik Dunia
- Kota Ambon Sukses Perkenalkan Budaya Maluku ke Belanda
- Kwaku Summer Festival International 2018 Berlangsung Meriah
- Tim Tanggap Darurat Mabes TNI Datangi Suku Mause Ane di Siahari
Masyarakat Adat Nata Resmikan Rumah Adat di Rebi Posted: 30 Jul 2018 11:24 PM PDT REBI, LELEMUKU.COM - Masyarakat Adat Nata suka cita menyambut peresmian Rumah Adat di Desa Rebi, Kecamatan Aru Selatan Utara, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku pada Jumat (18/5). Peresmian ini telah dinantikan puluhan tahun oleh warga adat sejak berdirinya Desa Rebi ini dimeriahkan oleh tari-tarian dan lagu daerah. Dalam kata sambutannya, Camat Aru Selatan Utara Zadrak Caken Karatem, menyatakan apresiasinya yang tinggi kepada Pemerintah Desa Rebi bersama Masyarakat Adat atas penyelesaian pembangunan rumah adat di Desa Rebi. "Masyarakat Adat Nata, di Desa Rebi kiranya dapat memafaatkannnya, ini sebagai wadah untuk mengembangkan dan melestarikan budaya daerah, untuk kemajuan masyarakat itu sendiri, yang dikenal dengan keanekaragaman budaya," tutup Zadrak. Pada kesempatan yang sama Desa Rebi, Josias Darakay menjelaskan, Jika melihat sejarah Desa Rebi maka adanya Desa Rebi terbentuk dari tiga rumpun besar yang ada di dalam komunitas adat Iroldjam merupakan gabungan delapan marga di Desa Rebi yaitu Marga Dumgair, Darakay, Tubabil, Palaler, Arloy, Djamonay, Pardjer, Garbim, Lagiaduay. Rumah Adat, dalam bahasa Tarangan Barat, salah satu bahasa lokal di Kepulauan Aru disebut Bot Lagia. Kemudian rumah adat diberi nama Iroldjam sesuai dengan penggunaan dalam Masyarakat Adat sebagai tempat berkumpul dua rumpun Iroldjam yaitu Irem Olfafin dan Djamonay. (Aman) |
AMAN Maluku Nilai Relokasi Suku Mausu Ane Terkesan Janggal Posted: 30 Jul 2018 11:23 PM PDT JAKARTA, LELEMUKU.COM - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Maluku mengkritik keras pemerintah yang dinilai lamban dalam mengantisipasi bencana kelaparan yang melanda Suku Terpencil Mausu Ane di pedalaman Gunung Murkele, Dusun Siahari, Desa Maneo Rendah, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku. Menurut rilis dari Direktorat Politik PB AMAN, Yayan Hidayat dikatakan pada Selasa (24/7) lalu bencana kelaparan yang menelan korban jiwa ini sangat janggal. Diberitakan empat orang Suku Mausu Ane meninggal dunia. Bahan pangan mereka menipis lantaran kebun mereka rusak oleh ulah babi dan tikus hingga terserang penyakit. Sementara penyebab lain adalah kebakaran hutan pada tahun 2015 yang menelan beragam tanaman mereka. "Setelah berita kelaparan, tiba-tiba muncul isu Pemerintah Malteng yang akan merelokasi Suku Mausu Ane. Rencana relokasi sebetulnya bukan hal yang baru, telah dicanangkan saat kebakaran hutan terjadi pada 2015 silam. Meski begitu, warga menolak dengan alasan hutan merupakan tempat hidup mereka yang paling layak," ungkap Hidayat. Dikatakan respons pemerintah cukup mengejutkan, Pemerintah Malteng berencana untuk merelokasi 170 warga adat Suku Mausu Ane dari pegunungan Pulau Seram ke kawasan lebih aman dan mudah terjangkau sebagai upaya penanggulangan bencana kelaparan yang terjadi. Solusi ini menuai banyak kecaman dan kritik masyarakat. "Relokasi dinilai oleh Pemerintah Maluku Tengah sebagai salah satu model penanganan terbaik, namun nyatanya Suku Mausu Ane menolak pindah dengan alasan tak mau meninggalkan tanah mereka. Mereka juga khawatir jangan sampai ada perusahaan masuk mengeksploitasi wilayah mereka," ujar dia. Ia mengungkapkan beberapa pihak menilai sejak isu ini muncul ke permukaan, kemungkinan besar akan ada investor yang ingin masuk membuka perkebunan baru di wilayah adat Mausu Ane. Pulau Seram adalah salah satu target incaran investor yang mencari wilayah baru untuk membuka perkebunan. Kawasan hutan Maneo Rendah, sebagian juga telah menjadi konsesi perusahaan. Dipaparkan dari peta analisis Maneo Rendah, kesimpulan awal lebih dari 65 persen dari sekitar 20.351 hektar wilayah sudah terbebani izin HPH PT. Waroeng Batok Industries. Suku Mausu Ane beserta ratusan keluarga juga belum terdata dalam administrasi kependudukan di Maluku Tengah, Seram Bagian Timur (SBT) maupun Maluku. Mereka jauh dari akses kesehatan dan pendidikan, pemerintah tak kunjung berusaha memberikan akses fasilitas untuk mereka, jauh sebelum bencana kelaparan ini terjadi. "Jika kita telaah, alasan relokasi sebagai cara untuk memudahkan pemerintah menjangkau dan memberikan akses kepada Suku Mausu Ane tak masuk di akal," ungkap dia. Hidayat menyatakan, pertama, bencana krisis pangan memiliki keterkaitan dengan peristiwa kebakaran hutan pada 2015 lalu. "Seharusnya, Pemerintah Maluku Tengah sudah dapat mengantisipasi dari jauh hari dari dampak yang bakal terjadi dengan mencoba memberikan akses seperti memasok kebutuan pangan kepada Suku Mausu Ane. Namun, pemerintah justru cenderung melakukan pengabaian terhadap suku Mausu Ane dengan membiarkan mereka tidak terdata dalam administrasi kependudukan. Kedua, program relokasi ke dataran rendah yang ditawarkan Pemerintah Maluku Tengah tersebut bertolak belakang dengan cara hidup mereka yang hidup nomaden," ujar dia. Yayan menyatakan uraian diatas semakin memperkuat kesimpulan bahwa bencana kelaparan ditunggangi oleh Pemerintah Malteng untuk melegitimasi alasan relokasi demi kepentingan eksploitasi. Relokasi menjadi pintu masuk perusahaan untuk menguasai sumber daya alam Suku Mausu Ane. "Pemerintah terkesan sengaja membatasi Suku Mausu Ane dari akses terhadap fasilitas negara, dengan alasan Suku Mausu Ane sulit dijangkau dan menghabiskan banyak biaya jika mencoba menjangkau. Sebuah alasan yang tak dapat diterima oleh akal sehat. Jika diperhatikan secara saksama, relokasi Suku Mausu Ane atas nama "pemberdayaan" ternyata diikuti dengan upaya terselubung untuk menyingkirkan Suku Mausu Ane dari wilayahnya," ungkap dia. AMAN menyatakaan kawasan hutan di Seram Barat sampai ke Seram Utara sudah dikuasai perkebunan raksasa seperti sawit dan sawah. Belum lagi izin pemanfaatan kayu oleh beberapa perusahaan. "Eksploitasi ini sedang gencar-gencarnya membidik wilayah Suku Mausu Ane. Tak heran kemudian ragam upaya dilakukan untuk menyingkirkan Suku Mause Ane dari mulai mengabaikan sampai menggunakan isu bencana kelaparan sebagai dalih relokasi," simpul dia. (Albert Batlayeri) |
Kodam Pattimura Siapkan Langkah Atasi Bencana Kelaparan Suku Mausu Ane Posted: 30 Jul 2018 10:59 PM PDT AMBON, LELEMUKU.COM - Danrem 151/Binaiya Kolonel Inf Christian Tehuteru menuturkan bahwa saat ini Kodam XVI/Pattimura dengan menggandeng beberapa instansi terkait sedang mempersiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi bencana kelaparan yang terjadi pada Suku Mausu Ane di wilayah Dusun Siahari, Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Malteng, Provinsi Maluku. Dalam menangani bencana kelaparan tersebut, Kodam XVI/Pattimura yang bekerjasama dengan Polri dan Pemerintah telah bertindak sigap dan cepat. Diawali dengan mengirimkan bantuan-bantuan baik berupa makanan, minuman, obat-obatan, peralatan masak, peralatan makan, selimut dll. Selanjutnya telah disiapkan langkah–langkah baik langkah jangka panjang dan jangka pendek. Langkah jangka pendek TNI/Polri bersama Pemda melalui dinas-dinas terkait telah berupaya untuk membuat posko dan pelayanan kesehatan, membuat tenda guna mereka bermukim sementara, membuat MCK darurat dan dapur lapangan, membuat posko pendataan terkait jumlah warga Mausu Ane dan bantuan logistik yang masuk. Sedangkan langkah jangka panjang adalah menyiapkan tenaga pengajar guna memberikan pengetahuan kepada anak-anak suku Mausu Ane tentang membaca, menulis dan berhitung, memberikan sosialisasi terkait cara bercocok tanam mengingat masyarakat suku Ane yang masih mengandalkan hidup dari bercocok tanam, mengajak Bapak Raja, Pak Camat, pegawai dari Dinas Kehutanan serta para kepala kluarga suku Mausu Ane untuk meninjau lokasi yang nantinya akan dijadikan pemukiman, bilamana masyarakat Suku Mausu Ane setuju maka akan dibuat pemukinan yang layak. " Saat ini pihak kami telah mendata masyarakat suku Mausu Ane yang akan kembali ke hutan guna mengajak sisa keluarganya, akan kami bekali perjalanan mereka, kami berharap mereka tidak lagi tinggal di hutan", pungkas Danrem. "Untuk itu kedepannya perlu dibuat semacam tim yang terdiri dari instansi-instansi terkait yang saling bersinergi guna memberikan pendampingan melekat dalam kurun waktu tertentu sehingga berkelanjutan dan berkesinambungan, agar mereka tidak hidup lagi secara berpindah-pindah (nomaden)" tutup Danrem. (Pendam16) |
Kodim Masohi Berhasil Bujuk Suku Mausu Ane Agar Direlokasi Posted: 30 Jul 2018 05:18 PM PDT MASOHI, LELEMUKU.COM - Dandim 1502/masohi selaku Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane, Letkol Inf Hari Sandhi menuturkan pihaknya telah berhasil membujuk sebanyak 113 orang dari 170 orang masyarakat suku tersebut dan kemungkinan akan terus bertambah untuk mau di relokasi. Satgas Satgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane ini pada Jumat (27/7) menyatakan rencananya akan merelokasi ratusan warga suku Mausu Ane yang mendiami pedalaman Pulau Seram di wilayah pegunungan Morkele ketempat yang lebih aman dan mudah untuk dijangkau. "Rencana relokasi ratusan warga suku terasing itu telah disampaikan kepada Kepala Desa (Raja) Maneo untuk disampaikan kepada warga suku terasing dikarenakan Warga suku Mausu Ane diketahui belum bisa berbahasa Indonesia maupun bahasa Ambon, mereka hidup secara nomaden dan hanya bisa ditemui melalui perantaraan. Alasan Suku Mausu Ane tidak mau meninggalkan tanah-tanah mereka karena mereka takut jangan sampai ada pihak lain yang masuk mengelola tanah mereka," papar Hari Sandhi. Dikatakan saat ini kondisi masyarakat Suku Mausu Ane jauh lebih baik, kesehatan mereka telah membaik karena mendapat pelayanan kesehatan dari posko Kesehatan Kesdam XVI/Pattimura. "Masyarakat Suku Mausu Ane telah bersedia untuk direlokasi guna membuat pemukiman yang layak bahkan salah satu dari mereka telah bersedia menghibahkan tanahnya untuk dibuat jalan kampung sebagai akses jalan masuk alat berat nantinya," ujar dia. Satgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane juga telah membangun tenda-tenda pengungsian sementara, mendata bantuan-bantuan logistik yang diberikan guna mempermudah penyalurannya, meninjau dan menyiapkan daerah yang nantinya menjadi tempat relokasi, membagi perlalatan masak serta terus memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Suku Mausu Ane. (Pendam16) |
Bantuan Kemanusiaan Mabes TNI Untuk Suku Mausu Ane Tiba di Ambon Posted: 30 Jul 2018 05:18 PM PDT AMBON, LELEMUKU.COM - Bantuan kemanusiaan dari Mabes TNI telah tiba di Bandar Udara Lanud Pattimura Ambon, pada Sabtu (28/07) pukul 17.50 Wit. Bantuan dikirimkan dengan pesawat Hercules A1312 yang bertolak dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma yang dibawa oleh tim Satgas Mabes TNI yang dipimpin oleh Dansatgas (Paban V/Bhakti Ster TNI) Kolonel Inf Farid Makruf. Pesawat Hercules A1312 tiba di Lanud Pattimura Ambon setelah menempuh rute perjalanan Halim-Makassar-Ambon. Kedatangan bantuan kemanusiaan dari Mabes TNI itu disambut langsung oleh Danlantamal IX/Ambon Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang dan Danrem 151/Binaiya Kolonel Inf Christian Tehuteru. "Kami datang atas Perintah Panglima TNI untuk melaksanakan operasi perkuatan bantuan kemanusiaan yang telah dilakukan oleh Kodam XVI/Pattimura dengan membawa bantuandan memastikan stok makanan dan obat-obatan sudah terpenuhi sehingga saudara kita yang ada di wilayah tersebut dalam keadanaan aman dan sehat. Tugas TNI hanya membantu dan memperkuat Pemda setempat," ungkap Dansatgas, Kolonel Inf Farid Makruf, Pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut mendapatkan dukungan dari tiga matra TNI yaitu Angkatan Darat, Laut dan Udara. Bantuan kemanusiaan tersebut langsung disalurkan lewat jalur darat ke lokasi camp penampungan di Dusun Siahari, Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, dengan menggunakan 6 kendaraan truk dengan rute lintas Pulau Seram (Waipirit-Masohi). Rencananya besok pagi Minggu (29/07) sebagian bantuan dibawa menggunakan Heli Bell 412 BKO Kodam XVI/Pattimura dari Lanud Pattimura Ambon menuju Lokasi camp penampungan. Bantuan kemanusiaan yang diberikan berupa beberapa set tenda serba guna, peralatan dapur lapangan, alat makan, bahan makanan, selimut , obat-obatan, pakaian layak pakai, air mineral, terpal, mainan anak dan alat tulis. Pengiriman bantuan kemanusiaan ini merupakan kesekian kalinya bagi masyarakat Suku Mausu Ane. Bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Mabes TNI ini menunjukkan bahwa TNI konsisten terhadap permasalahan kemanusiaan, khususnya yang dialami masyarakat Suku Mausu Ane yang berada di Gunung Morkelle, Kecamatan Seram Utara Timur Kab Maluku Tengah. (Pendam16) |
Bantuan Kemanusiaan Bagi Suku Mausu Ane Tiba dan Dibagikan Posted: 30 Jul 2018 05:00 PM PDT MOROKAY, LELEMUKU.COM - Bantuan kemanusiaan dari Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI) bagi Suku Mausu Ane kini sudah didistribusikan ke warga Suku Mausu Ane yang berada di Camp Penampungan yang berada di Dusun Siahari, Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah pada Minggu (29/07). Bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, tenda dll, sebagian sudah didistribusikan dan diserahkan langsung oleh Dansatgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane (Paban V Ster Mabes TNI) Kolonel Inf Farid kepada perwakilan warga suku Mausu Ane atas nama Yanatoto Boiratan (40) dan Raja Maneo Nikolas Boiratan (43). Sesuai laporan dari tim yang mendistribusikan, selain dari Mabes TNI, bantuan kemanusiaan ini juga berasal dari Bantuan Rumah Zakat Bandung, Rumah Zakat Ambon, Badan Amil Zakat Nasional, Dompet Duafa Sulawesi Selatan dan Komunitas Adventure Seram (Kanes). Sekadar diketahui, stok makanan dan obat-obatan sudah mencukupi untuk membantu 27 KK (126 orang) suku Mausu Ane yang sudah bersedia untuk turun ke camp penampungan. Namun masih memerlukan tambahan obat-obatan dan vitamin. Selain bantuan kemanusiaan, kedepannya TNI dengan menggandeng dinas-dinas terkait akan berupaya mengadakan sosialisasi terkait cara bercocok tanam, penyuluhan kesehatan dan pengobatan, pengajaran kepada anak-anak tentang pengetahuan baca tulis dan menghitung, sehingga diharapkan mereka dapat mandiri serta hidup tidak nomaden lagi. "Kami dari Mabes TNI datang untuk memperkuat dan membantu Satuan Komando Kewilayahan setempat dalam hal ini Kodam XVI/Pattimura yang telah banyak berbuat dengan mendatangkan bantuan, mengajarkan bagaimana cara-cara kebersihan, sikat ggi, mandi dsb yang dilakukan oleh ibu-ibu Persit, mudah-mudahn suku Mausu Ane ini bisa hidup mandiri, hidup bersih dan terpenuhi kebutuhannya" ujar Dansatgas disela wawancaranya dihadapan media. "Kami mengantarkan makanan dan obat-obatan ini untuk memastikan bantuan dari Panglima TNI sampai dan diterima oleh Suku Mausu Ane ke tangan mereka". Tutur Dansatgas.(Pendam16) |
Siap Pecahkan Rekor MURI, Tim Penyelam Wanita dari Kodam dan Polda Latihan Posted: 30 Jul 2018 04:54 PM PDT AMBON, LELEMUKU.COM - Siapkan diri dari upaya pemecahan Rekor Musium Rekor Indonesia (MURI) Penyelam Wanita terbanyak dan Pembentangan Bendera terpanjang di pantai Malalayang Manado pada 10 sampai 11 Agustus 2018, gabungan penyelam wanita Kodam XVI/Pattimura dan Polwan Polda Maluku melaksanakan latihan selam dasar, bertempat di pantai Nitanghaha , Morela, Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku pada Sabtu (28/7) . Persiapan latihan penyelamanan didampingi oleh Pieter C Manihin selaku Instructor, Kolonel Mokoginta Sihotang (Rescue Diver), Kompol Irvan Reza, (Buddy Diver) dan 4 pelatih lainnya. Bagi penyelam pemula perlu pematangan agar pada saat pelaksanaan pengibaran bendera terpanjang di dasar laut, para penyelam terbiasa saat melakukan pengeseran dari tepi ke tengah pantai sampai dengan dasar laut. Pengibaran bendera terpanjang di dasar laut bukan persoalan yang mudah, tapi memerlukan keterampilan para penyelam. Oleh karena itu, agar penyelam wanita Kodam XVI/Pattimura dan Polwan Polda Maluku terampil dalam mengibarkan bendera tersebut di laut, maka perlu dilatih. (Pendam16) |
Berikan Semangat Atlet Kodam Pattimura, Suko Pranoto Kunjungi Akmil Magelang Posted: 30 Jul 2018 04:06 PM PDT MAGELANG, LELEMUKU.COM - Ajang olahraga tahunan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Pekan Olahraga TNI Angkatan Darat (PORAD) 2018 saat ini sedang berlangsung di Akmil, Magelang . Tentunya kesiapan dan semangat yang tinggi para atlet yang akan berlaga di PORAD pun merupakan penentu keberhasilan dalam meraih prestasi. Untuk menumbuhkan semangat para atlet yang mewakili Kontingen Kodam XVI/Pattimura, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Suko Pranoto mengunjungi Akmil Magelang dengan didampingi sejumlah pejabat utama Kodam XVI/Pattimura pada Minggu (29/7). Dalam kunjungannya, Pangdam memotivasi para atlet yang sedang mengikuti perlombaan untuk tetap memiliki semangat juang yang tinggi didalam meraih prestasi yang tentukan akan mengharumkan nama satuan Kodam XVI/Pattimura. "Saya berterimakasih atas usaha dan kerja keras para atlet slama mengikuti Porad, baik selama Training Center (TC) di semarang untuk uji coba, hingga berlaga, saya yakin atlet Kodam XVI/Ptm sebenarnya sudah memiliki kemampuan yang terbilang cukup mumpuni oleh karena itu kami akan selalu mendukung sarana prasarana bagi kalian," ujar Pangdam Selain itu, Pangdam juga berpesan kepada seluruh atlet agar selalu tetap menjaga kondisi kesehatan, karena tidak menutup kemungkinan atlet yang berpotensi diizinkan untuk mengikuti PON, asian games atau event lainnya baik tingkat daerah atau Nasional untuk meningkatkan kemampuan. "Tingkatkan Semangat bertanding kalian karena olahraga merupakan salah satu sarana meningkatkan rasa nasionalisme dan menanamkan nilai perjuangan", tutup Pangdam. (Pendam16) |
Satgas Penanggulangan Bencana Layani Suku Mausu Ane Posted: 30 Jul 2018 03:43 PM PDT MOROKAY, LELEMUKU.COM - Dusun Siahari, Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku merupakan tempat dimana camp penampungan Suku Mausu Ane, suku pedalaman Hutan Seram berada. Camp penampungan yang didirikan oleh Kodam XVI/Pattimura tersebut menampung sekitar 113 jiwa dari 170 jiwa baik Dewasa, anak-anak bahkan lansia. Saat ini bertambah 1 kk menjadi 116 jiwa. Minggu (29/07) pagi Satgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane dengan didampingi anggota Persit Kodim 1502/Masohi, membagikan sejumlah pakaian, alat mandi, alat belajar dan selimut kepada masyarakat Suku Mausu Ane. Puluhan anak tertawa gembira saat mereka mendapatkan sejumlah pakaian, alat mandi, alat belajar dan selimut tersebut. Mereka terlihat gembira, belajar, bermain dan ceria. Bukan hanya anak-anak, orang tua dan lanjut usia yang berada di tempat itu, juga terlihat antusias. Mereka berbaur dan saling menghibur. Para ibu persit Kodim 1502/Masohi, dengan dipimpin oleh Ibu Laode, istri Danramil 1502-05/Wahai juga ikut memperkenalkan alat mandi, cara mandi dan sikat gigi kepada mereka. Meski kesulitan dalam bahasa dikarenakan masyarakat Suku Mausu Ane yang tidak bisa berbahasa Indonesia bahkan bahasa ambon, anak-anak Suku Mausu Ane tetap bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa. Sebagai informasi, saat ini ada salah satu masyarakat Suku Mausu Ane atas nama Loaki boiratan (43 tahun) yang mengalami dehidrasi dan sempat mengalami penurunan tensi. Diketahui selama sebulan makanan yang ia makan iyalah umbut nibong (pucuk nibong) sehingga harus digendong saat turun dari gunung karena tidak mampu berjalan. Namun saat ini telah ditangani langsung oleh tim medis. (Pendam16) |
Pekerjaan Fisik TMMD di Tehoru Capai 60 Persen Posted: 30 Jul 2018 03:27 PM PDT TEHORU, LELEMUKU.COM - Tujuh Belas hari sejak pembukaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di wilayah Komando Distrik Militer (Kodim) 1502/Masohi berjalan dengan lancar ditandai dengan beberapa pembangunan sebagai sasaran fisik TMMD kali ini, Jum'at (27/7). TMMD ke-102 yang berlangsung di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku mulai tampak hasilnya. Dengan pengarahan Personel TNI 118 orang, Polri 10 orang, Pemda Malteng 16 orang, FKPPI 6 orang dan 125 masyarakat setepat yang ikut berparti membatu kegiatan pelaksanaan TMMD berjalan dengan lancar. Beberapa desa yang yang beradadi Kecamatan Tehoru, Kabupaten Malteng. Menurut Pasiter Kodim 1502/Masohi Lettu Inf Agung Prabowo, pembangunan Pembuatan Talud di Desa Saunolu sepanjang ± 100 m. Sudah mencapai 65% ,di Desa Yaputi melanjutkan Pembangunan Kantor Negeri 65%, pembuatan Pagar Mesjid sepanjang ± 100 m. 75 %, di Desa Hutumete Pasang Keramik dan Pasang Plafon Mesjid 60% serta Pembuatan Tiang Toreng Gereja 30%, di Desa Mosso Melanjutkan pembangunan kantor negeri. 93% dan pembuatan Aula/TPQ Mesjid ukuran 9 m x 13 m. 60%, dan di Desa Teluti Baru membuat Teras, Rabat, Pasang Keramik dan Plafon kantor negeri. 55 % dan rehab 2 unit rumah tidak layak huni 80 %. "Semua ini berkat kerja keras dan kerja sama TNI, Polri, Pemda, FKPPI dan masyarakat masing-masing desa sehingga pegerjaan berjalan cukup cepat dan lancar", ungkap Lettu Inf Agung Prabowo. (Penrem151) |
Mabes TNI Kirim Bantuan Logistik untuk Suku Mausu Ane Posted: 30 Jul 2018 01:13 PM PDT JAKARTA, LELEMUKU.COM - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) mengirimkan tambahan bantuan logistik, seperti bahan makanan, pakaian, tenda, kebutuhan anak-anak, obat-obatan, alat komunikasi, serta tenaga medis dan komunikasi yang tergabung dalam Satgas Penguatan Bantuan Kemanusiaan untuk masyarakat Suku Mausu Ane. Bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Suku Mausu Ane yang sedang mengalami musibah kelaparan akibat gagal panen karena tanaman pertaniannya diserang hama tikus dan dirusak oleh babi hutan itu diberangkatkan oleh Wakil Asisten Operasi (Waasops) Panglima TNI Marsma M Khairil Lubis dengan menggunakan Pesawat Hercules A-1312 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (28/7). Terkait musibah kelaparan yang sedang dialami oleh anak bangsa, khususnya masyarakat Suku Mausu Ane di Pegunungan Markulle, Pulau Seram, Maluku Tengah, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beberapa waktu lalu telah melaporkan kejadian tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan menyampaikan bahwa TNI melalui Kodam XVI/Pattimura telah bertindak cepat memberikan pertolongan awal dengan mengirimkan bantuan logistik (makanan dan obat-obatan) serta tim medis, termasuk beberapa personelnya. Sementara itu, Waasops Panglima TNI Marsma M Khairil Lubis mengatakan antara lain bahwa selain pengiriman bantuan tambahan logistik untuk masyarakat Suku Mausu Ane, pihaknya juga juga telah membuat camp penampungan sementara di Pegunungan Markulle, tepatnya di Dusun Siahari dan Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur, Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. "TNI, Polri, Kementerian Sosial, Pemda, dan masyarakat setempat juga telah melakukan aksi-aksi dengan memberikan dukungan bantuan berupa makanan, selimut termasuk pembuatan camp penampungan," tambahnya. (JPP) |
Wonderful Sail Indonesia (WSI 2018) Ciptakan Jalur Rali Yacht Terbaik di Dunia Posted: 30 Jul 2018 01:13 PM PDT JAKARTA, LELEMUKU.COM - Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Dwisuryo Indroyono Soesilo menilai Wonderful Sail to Indonesia selain menjadi branding wisata layar yang prestisius bagi Indonesia di tingkat internasional, juga akan menciptakan jalur rali yacth terbaik dunia. "Wonderful Sail to Indonesia ini menjadi wisata layar terpanjang di dunia melintasi jalur terbaik sepanjang 7.000 km di perairan nusantara dan berlangsung selama 5 bulan dari Juni hingga November 2018 atau saat cuaca paling baik di perairan garis khatulistiwa," kata Dwisuryo Indroyono Soesilo didampingi Raymond T. Lesmana Anggota Bidang II Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar dalam jumpa pers usai meluncurkan 'Wonderful Sail To Indonesia 2018' di Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar, Senin siang (25/6/2018). Selama lima bulan tersebut para yachter akan singgah di pulau-pulau sebagai titik labuh yang ke depannya akan menjadi destinasi yacht. "Mulai dari entry port hingga exit port kita persiapkan sekitar 53 destinasi yang akan disinggahi," kata Indroyono seraya mengatakan, di destinasi yang disinggahi tersebut wisatawan atau para yachter akan membelanjakan uangnya untuk menikmati kuliner, membeli cinderamata, menggunakan transportasi lokal, maupun untuk keperluan lainnya. "Karena lama tinggalnya panjang hingga 5 bulan spending money-nya wisatawan kapal yacht ini jauh lebih besar di banding wisatawan biasa," kata Indroyono. Raymond T. Lesmana menjelaskan, Wonderful Sail to Indonesia terdiri dari 5 reli layar dunia yaitu Wonderful Sail Anambas To Natuna, Wonderful West Kalimantan Rally, Back to Down Under Rally, Wonderful Sail2Indonesia, dan Wonderful Sail Indonesia. Ini untuk mewujudkan misi pengembangan wisata layar nasional yakni menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata layar dunia. Dalam penyelenggaraan Wonderful Sail To Indonesia 2018 yang diikuti 120 yacht dari 15 negara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerjasama dengan John Martin, yacht rally organizer dari New Zealand. "Kegiatan wisata layar ini menjadi pemicu tumbuhnya pariwisata bahari daerah serta memberikan dampak langsung pada ekonomi masyarakat setempat," kata Raymond. Dengan semakin banyaknya yacht asing yang masuk, akan mendorong tumbuhnya investasi untuk membangun fasilitas pendukung seperti marina dan yacht club yang belakangan ini mulai dibangun di beberapa tempat di Tanah Air. Raymond menjelaskan, kegiatan reli layar Wonderful Sail2Indonesia (WS2I 2018) akan mulai start dari New Zealand dan masuk ke Indonesia pada 25 Juli melalui entry port di Debut, Kabupaten Maluku Tenggara. Seluruh peserta WS2I sebanyak 70 yachts akan singgah di 21 destinasi titik labuh dengan mengakhiri pelayaran melalui exit port di Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau pada 26 November 2018 mendatang. Sementara itu untuk reli layar Wonderful Sail Indonesia (WSI 2018) diikuti 20 yachts akan mengambil start dari Darwin dan Cairns, Australia dan akan masuk ke Indonesia melalui entry port di Kupang pada 1 Agustus 2018. Reli ini akan berlangsung pada 1 Agustus hingga 6 November 2018. Seperti diketahui untuk mendorong percepatan pembangunan wisata bahari pemerintah melakukan deregulasi antara lain dengan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres RI Nomor 79/ 2011, diubah dengan Perpres No 180/ 2014 dan disempurnakan menjadi Perpres No. 105/ 2015) yang memudahkan masuknya kunjungan kapal wisata yacht asing ke Indonesia. Selain itu bersama stakeholder wisata bahari, Kemenpar telag menyelenggarakan banyak event sail dan reli dengan mengundang club yachts mancanegara di antaranya Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010) Sail Wakatobi Belitong (2011), Sail Morotai (2013), Sail Komodo (2014), Sail Raja Ampat (2015), Sail Karimata (2017), Sail Sabang (2017). Semenara tahun 2018 diselenggarakan Sail Moyo –Tambora 2018, Darwin - Ambon Yacht Race, Sail Maluku, maupun Sail Saumlaki. (HumasKemenpar) |
Orquesta de Camara de Siero (OCAS) Kuatkan Ambon Sebagai Kota Musik Dunia Posted: 30 Jul 2018 01:20 PM PDT AMBON, LELEMUKU.COM - Kehadiran Orquesta de Camara de Siero (OCAS) Spanyol yang didukung Kemendikbud di Kota Ambon untuk mentaskan musik orkestra dan melakukan berbagai kegiatan musik, semakin menegaskan kelayakan Ambon sebagai World City of Music (WCM). Hal tersebut disampaikan Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon,A.G.Latuheru saat memberi sambutan pada acara Welcome Dinner yang digelar di Rumah Dinas Wakil Walikota Ambon,minggu (29/7). OCAS yang dalam kegiatannya "Vinculos for Indonesia",mengadakan pertunjukan dibeberapa Kota di Indonesia, dan Ambon merupakan salah satu Kota yang dituju oleh Grup Orkestra asal Spanyol tersebut. Conductor OCAS, Manuel Angel Vasques dalam sambutannya mengaku sangat senang dengan keramahan dari masyarakat Ambon. Sedangkan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Darwin Tampubolon menerangkan, Vinculos project dari OCAS Spanyol dengan mendatangkan sebanyak kurang lebih 50 musisi orkestra adalah cikal bakal program dari Kemendikbud, Indonesiana, yakni mengenalkan kebudayaan Indonesia ke internasional, salah satunya musik sehingga mengangkat tema "music for peace" atau musik untuk perdamaian Adapun Perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Spanyol di Indonesia, Beatrice Civite menyatakan, pihaknya sangat senang berada di Kota Ambon, yang identik dengan musik. Karenanya, diharapkan, melalui musik, dapat menumbuhkan hubungan persaudaraan yang harmonis antara Spanyol dan Indonesia khususnya Kota Ambon. Untuk diketahui, OCAS Spanyol tiba di Kota Ambon pada Minggu siang yang disambut oleh Sekretaris Kota dan jajarannya. (DiskominfoAmbon) |
Kota Ambon Sukses Perkenalkan Budaya Maluku ke Belanda Posted: 30 Jul 2018 12:34 PM PDT AMSTERDAM, LELEMUKU.COM - Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Kerajaan Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja menyampaikan ucapan terima kasih kepada Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan masyarakat Kota Ambon, Provinsi Maluku atas partisipasi dan keterlibatannya dalam memperkenalkan seni dan budaya Indonesia khususnya Maluku pada beberapa event internasional di Belanda. Menurutnya, kedutaan besar RI tetap memberikan apresiasi dan atensi penuh atas berbagai aktivitas pemerintah Kota Ambon di Belanda termasuk kerjasama syster city antara Kota Ambon dan Kota Vlissingen, maupun kerjasama yang sementara dibangun dengan perusahaan air bersih dan Waste Energy. "Kota Ambon merupakan salah satu kota terbaik di indonesia yang berhasil dalam menerapkan kerjasama syster city yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat kota ambon khususnya, dan indonesia pada umumnya," tuturnya saat lakukan pertemuan di Hotel Jakarta Amsterdam Minggu (29/7). Dalam pertemuan yang berlangsung santai dalam suasana kekeluargaan ini Walikota Ambon didampingi Kabag Investasi Biro Ekonomi dan Investasi Provinsi Maluku Rico Hayat, Plt.Kadis Kominfo dan Persandian Joy Adriaansz dan Kabid Ekraf Dinas Pariwisata Selly Kalahatu, sekaligus melaporkan berbagai agenda yang telah dilakukan Pemerintah Kota Ambon di Belanda, baik pada event World Proef maupun Kwaku Summer Festival Internasional 2018. Duta Besar RI didampingi Istri pada kesempatan yang sama, juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kinerja pemerintah kota ambon dan berharap pemerintah kota ambon tetap membangun komunikasi secara intens dengan Kedutaan Besar RI di Belanda. Sehingga berbagai program dapat dikawal secara baik, sehingga tujuannya benar-benar dapat tercapai dan dimanfaatkan secara optimal. Ia pun berharap Kota Ambon dapat mendukung dan terlibat langsung pada program Kedutaan Besar RI yaitu Pasar Raya Indonesia yang akan dilaksanakan pada pertengahan September 2018 mendatang. Diakhir pertemuan, Walikota ambon atas nama segenap masyarakat Kota Ambon menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan penuh Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda beserta staf, dan berharap berbagai program pemerintah kota ambon di belanda baik yang telah dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan, kiranya mendapat dukungan, perhatian dan pendampingan. (DiskominfoAmbon) |
Kwaku Summer Festival International 2018 Berlangsung Meriah Posted: 30 Jul 2018 12:20 PM PDT AMSTERDAM, LELEMUKU.COM - Puluhan ribu pengunjung dari berbagai negara memadati Taman Nelson Mandela - Amsterdam, Belanda guna menghadiri pembukaan Kwaku Summer Festival Internasional 2018, Sabtu (28/7). Panitia penyelenggara melalui ketua panitianya Ambonwhena Aratuaman mengatakan bahwa total pengunjung sampai dengan tengah hari diluar ekspetasi dan telah mencapai lebih dari 50 ribu orang dan jumlahnya semakin bertambah. Diberbagai zona dipenuhi oleh ribuan pengunjung yang memadati taman seluas 54 hektar. Menurutnya, Festival Kwaku tahun 2018 merupakan penyelenggaraan yang paling sukses sejak dilaksanakan 70 tahun yang lalu. Walikota Ambon Richard Louhenapessy didampingi Ibu Debby Louhenapessy dalam sambutan pembukaannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada ketua panitia penyelenggara Kwaku Summer Festival Internasional 2018, Agoes Peilouw dan ketua koordinator masyarakat Maluku di Amsterdam Angelo Manuhutu yang telah turut mendukung Pemerintah Kota Ambon dalam mempromosikan seni, budaya dan potensi Kota Ambon pada event ini. Walikota selanjutnya mengajak seluruh peserta yang hadir jika ingin lebih mengenal maluku dan kota ambon lebih dekat, diharapkan dapat mengunjungi Kota Ambon pada Event Visit Ambon 2020. Pada festival dimaksud, perwakilan Tim Kesenian Kota Ambon tampil pada dua sesi yang meliputi pentas seni budaya outdoor dan indoor. Pada sesi pertama, Group Musik Amboina Voice (Selly Kalahatu, Giofandro Louhenapessy dan Margie Sipahelut) secara berturut-turut membawakan lagu Aniong Mama, Sinamania, Sio Mama diiringi Tarian, Musik Tradisional Tifa Totobuang dan Teatrikal persembahan Taman Budaya Provinsi Maluku. Sementara di sesi kedua, Amboina Voice membawakan lagu Toma, Papaceda dan Maluku Tanah Pusaka serta tarian Tifa Mungare. Penampilan di Sesi Kedua diakhiri dengan Goyang Tobelo dan Poco-poco. Penampilan Tim Kesenian Kota Ambon ternyata berhasil memukau para pengunjung Kwaku Summer Festival dan menyemarakan suasana. Hal ini terlihat dari antuasiasme dan keikutsertaan pengunjung menyanyikan lantunan lagu yang dibawakan oleh Amboina Voices. Agoes Peilouw menyampaikan apresiasi yang mendalam atas partisipasi Tim Kesenian Kota Ambon yang telah hadir dan mensukseskan festival dimaksud. Ia berharap event ini dapat dimanfaatkan dimasa mendatang, sebagai ajang mempromosikan pariwisata kota ambon di tingkat internasional, sehingga kota ambon semakin dikenal, dikunjungi dan dicintai masyarakat dunia. (DiskominfoAmbon) |
Tim Tanggap Darurat Mabes TNI Datangi Suku Mause Ane di Siahari Posted: 30 Jul 2018 11:44 AM PDT SIAHARI, LELEMUKU.COM - Telah tiba Tim Tanggap Darurat dari Markas Besar TNI (Mabes TNI) dalam rangka Operasi Bantuan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto,S.I.P. Kepada warga Suku Mause Ane diwilayah Dusun Siahari, Desa Manio Rendah, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, Minggu (29/7). Dalam kegiatan tersebut di pimpin langsung oleh Danlantamal IX/Ambon, Brigjen TNI Antongan Simatupang yang di dampingi oleh Paban V/Bhakti Ster TNI, Kolonel Inf Farid dan Danrem 151/Binaiya, Kolonel Inf Christian Kurnianto Tehuteru untuk meninjau Suku Mause Ane guna memberi bantuan berupa materil dan logistik. Selain itu penyerahan matrial, logistik dan Obat-obatan dari Mabes TNI bagi masyarakat suku Mausu Ane oleh Danlantamal IX/Ambon Brigjen TNI Antongan Simatupang berupa Tenda Serba guna 5 set, Dapur Lapangan 2 set. Alat makan 200 set, Bahan makanan 200 Paket, Ransum T2 ABC 1000 Paket, Susu 1000 ea, Selimut 200 ea, Obat-obatan 500 kg, Pakaian, Air mineral 43 koli, Alat Tulis, Maianan Anak, Alkom Vsat dan Repeater Komplek. Sehingga dengan kehadiran TNI dalam misi kemanusiaan dapat membantu dan mengatasi musibah bencana kelaparan yang di alami suku Mausu Ane. (Penrem151) |
You are subscribed to email updates from Lelemuku.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |